A. Hakikat Penenlitian Eksperimen.
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari penelitian
kuantitatif . Namun, penelitian eksperimen memiliki ciri tersendiri yang
membedakannya dengan penelitian kuantitatif lainnya. Ciri yang paling mendasar
dari penelitian eksperimen yakni adanya perlakuan (treatment). Selain itu, ciri
lain dari penelitian eksperimen secara umum adalah adanya pengontrolan dan
pengamatan. Dalam beberapa literatur menyatakan bahwa, penelitian eksperimen
cukup direkomendasikan untuk meneliti di bidang pendidikan. Karena aspek yang
diteliti adalah perubahan tingkah laku siswa. Penelitian eksperimen dapat saja
dibagi menjadi tiga jenis penelitian, yakni pre-eksperimen (pra-eksperimen),
true-eksperimen (eksperimen sesungguhnya), dan quasi eksperimen (penelitian
semu). Namun, pada tulisan ini memfokuskan pada bahasan true eksperimen
(eksperimen sesungguhnya). Dinamakan penelitian eksperimen sesungguhnya karena
kelompok subyek dipilih secara random , adanya kelompok pembanding terhadap
kelompok yang diberi perlakuan serta, adanya pengontrolan terhadap kondisi guna
meminimalisir pengaruh variabel lain (pengganggu) . Dengan demikian, harapan
yang muncul adalah hasil penelitian yang diperoleh merupakan pengaruh dari
faktor treatment. Sehingga hubungan antara variabel bebas (yang berupa
treatment) dengan variabel terikat dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat. B.
Kriteria Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Menurut Arikunto (2003:273)
ciri-ciri dari ekperimen sesungguhnya meliputi: Kondisi-kondisi yang ada di
sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk
eksperimen “seyogianya dibuang (dijauhkan)” sehingga apabila perlakuan selesai
dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok ekperimen dan kelompok
pembanding, perbedaan hasil ini merupakan akibat adanya perlakuan. Ada kelompok
yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok
yang diberi perlakuan. Pada akhir ekperimen, hasil pada kedua kelompok
dibandingkan. Perbedaan hasil merupakan efek dari pemberian perlakuan kepada
kelompok eksperimen. Sebelum dilaksanakan eksperimen, diusahakan kondisi kedua
kelompok sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan
hasil ada dan tidaknya perlakuan. Apabila penelitian eksperimen dilakukan
terhadap orang, diharapkan agar anggota kelompok eksperimen maupun kelompok
pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil ekperimen tidak
terkena Hawthorne effect dan John Herry Effect (efek sampingan yang disebabkan anggota
kelompok tergantung [pembanding] menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra
dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak
semurni yang diharapkan). C. Desain Penelitian Eksperimen Sesungguhnya
Penelitian eksperimen sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: 1.
Randomized Subject, Control-Group Pretest-Posttest Design Desain penelitian ini
merupakan desain penelitian yang cukup banyak dilakukan dalam penelitian
eksperimen sesungguhnya. Desain dalam penelitian eksperimen ini, menggunakan
kelompok pembanding. Antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding
dilakukan secara acak dengan prinsip random assignment. Dalam desain ini dapat
dipahami, bahwa peneliti melakukan uji atau pengukuran terlebih dahulu sebelum
melakukan perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test). Desain adalah
sebagai berikut: Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 O21 X2 O22 Keterangan:
O11 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang
diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai
kelompok pembanding) X1 = kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak
diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 =
pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi
perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok pembanding) O21
= pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi
perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok
perlakuan) X2 = kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi
perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = pengukuran/observasi
setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang
diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini memiliki
kelemahan yaitu peneliti tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan
karena tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretest. Analisis data pada
desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest
dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas. Bila tidak memenhi
persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda
Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney. 2. Solomon Three - Group Design Pada desain
penelitian ini peneliti menggunakan tiga kelompok, dimana dua kelompok tersebut
merupakan kelompok pembanding. Salah satu kelompok pembanding ada yang diukur
sebelum eksperimen dilakukan (pre-test). Ketiga kelompok diacak dengan prinsip
random asigment. Peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah
perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/kelompok ekperimen. Pada
desain ini salah satu kelompok pembanding tidak melakukan pretest tetapi
terkena perlakuan X, meskipun menerima perlakuan eksperimen tetap berfungsi
sebagai kelompok pembanding. Desain adalah sebagai berikut: Pre-test Kelompok
Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 Keterangan: O11 = Pengukuran/observasi
sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang
tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) X1 = Kelompok
yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai
kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi
pada kelompok yang tidak diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/
intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 = Pengukuran/observasi setelah
perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan/intervensi X1 atau
yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O21 =
Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi
perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)
X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi
(sebagai kelompok perlakuan) O22 = Pengukuran/observasi setelah
perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi
perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini mengatasi
kelemahan yang melekat dalam desain sebelumnya yaitu dapat dapat mengetahui
efek interaki pre-test dengan perlakuan penelitian meskipun tidak secara
langsung. Analisis data dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi
jalur pola kovarians, dimana pretes dijadikan konvariabel, termasuk bila
desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi
pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji
menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney.
3. Solomon Four – Group Design Desain ini dapat membuat beberapa perbandingan
untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan penelitian X. Pada desain ini memiliki
kelompok pembanding yang lebih banyak dan merupakan perluasan dari desain
sebelumnya yaitu dengan memasukan satu lagi kelompok pembanding. Dengan empat
kelompok menjadikan kekuatan yang lebih besar karena menggabungkan keuntungan
beberapa desain lainnya. Desain ini memiliki dua kelompok yang diberi pretest
dan dua kelompok tanpa pretest, salah satu kelompok yang diberi pretest dan
salah satu kelompok tidak diberi pre-test menerima perlakuan eksperimen, hal
ini menjadikan peneliti menggunakan dua kelompok/grup pembanding. Ketiga
kelompok diacak dengan prinsip random asigment. peneliti melakukan pengukuran
sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok
perlakuan/kelompok eksperimen. Desain adalah sebagai berikut; Pre-test Kelompok
Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 X2 O23 Keterangan : O11 =
Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang tidak
diberi perlakuan/intervensi X1 atau tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok
pembanding) X1 = Kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi
perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi
setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang
tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 =
Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi
perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok
pembanding) O21 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada
kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi
(sebagai kelompok perlakuan) X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang
diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 =
Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi
perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan)
O23 = pengukuran/observasi setelah perlakua/intervensi pada kelompok yang
diberi perlakuan X2 yang tanpa pengukuran sebelum eksperimen. Desain ini
mengatasi kelemahan desain sebelumnya karena dapat mengetahui efek interaksi
pretest dengan perlakuan secara langsung dan kesulitan dalam pelaksanaannya
dalam situasi praktis, lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan dua
percobaan secara bersamaan serta masalah pada peningkatan jumlah subjek yang
sama yang akan diperlukan untuk empat kelompok. Analisis data dapat diuji
dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan
kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk
melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan
parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan
uji U Mann-whitney. 4. Factorial Design Penelitian faktorial desain adalah
modifikasi dari true experiment, yaitu memungkinkan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi treatment terhadap hasil. Penelitian ini harus terdapat
pengukuran sebelum treatment, jika masuk ke dalam true eksperiment. Penelitian
ini disebut juga penelitian bifaktor karena melibatkan lebih dari satu variabel
bebas yang dijadikan faktor. Dan kedua faktor tersebut secara teoritik
teradapat interaksi. Penelitian ini diketahui terbagi dalam dua jenis, yaitu
ekperimen bifaktorial yang merupakan melibatkan dua faktor, sedangkan
eksperimen faktorial trifaktor yang melibatkan tiga faktor. D. Bias yang dapat
muncul dalam Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Beberapa contoh faktor yang
dapat muncul dan mempengaruhi penelitian eksperimen sesungguhnya adalah: 1.
Historis Historis mungacu pada munculnya suatu kejadian yang bukan dari
perlakuan eksperimen, tetapi dapat mempengaruhi performansi pada variabel
bebas. Sesuatu yang agak lama, faktor historis mungkin menjadi suatu masalah.
Sebagai contoh faktor historis adalah latar belakang atau pengalaman belajar
pada jenjang pendidikan sebelumnya. 2. Maturation (Maturasi) Maturasi mengacu
pada perubahan fisik atau mental pada diri subyek selama suatu periode waktu.
Perubahan ini dapat mempengaruhi performansi subyek pada pengukuran variabel
terikat. Khususnya dalam studi yang diselesaikan dalam waktu yang panjang,
subyek dapat menjadi (sebagai contoh) lebih terkoordinasi, lebih termotivasi,
tidak termotivasi atau bosan. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan
bias pada hasil pengukuran. 3. Regresion (Regresi) Regresi statistik biasanya
muncul bila subyek yang dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada
kecenderungan subyek yang memiliki skor yang paling tinggi pada pre-test ke
skor yang lebih rendah pada post-test, dan subyek yang memiliki skor paling
rendah pada pre-test ke skor yang lebih tinggi pada post-test. Kecenderungannya
adalah skor bergerak mundur (regresi) atau bergerak kea rah rata-rata (mean)
atau skor yang diharapkan. 4. Pre-Testing Interaksi pre-test muncul bila
respons subyek atau mengalami reaksi berbeda pada perlakuan karena mereka
mengikuti pre-test. Suatu pre-test mungkin membuat peka atau mengingatkan
subyek pada hakikat perlakuan. Oleh karena itu, hal ini diupayakan untuk
dikontrol atau dikendalikan pada penelitian eksperimen sesungguhnya karena juga
menguji kelompok yang tidak menggunakan pre-test, baik pada kelopmpok
eksperimen maupun kelompok pembanding. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut
perlu dikontrol atau dikendalikan. Sehingga pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat tanpa ada pengaruh
dari variabel lain. E. Subyek Penelitian Suatu penelitian, termasuk eksperimen,
perlu menetapkan target populasi. Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan
keadaan populasi yang relatif homogen. Homogenitas populasi ini berguna bagi
kemudahan dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan. Jika
upaya homogenitas ini dicapai secara maksimal, maka sangat membantu peningkatan
validitas penelitian. Homogenitas dalam hal dapat dipahami misalnya seperti,
seluruh siswa (populasi) berasal dari sekolah yang sama, tingkat satuan
pendidikan yang sama, jenjang kelas yang sama, konsentrasi keilmuan (jurusan)
yang sama. Teknik Sampling Sebagaimana yang telah dijelaskan, teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling. Teknik random
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memungkinkan seluruh anggota
populasi terpilih menjadi sampel dalam penelitian. Pada umumnya teknik random
sampling yang biasa digunakan adalah Simple Random Sampling (random sederhana),
yang merupakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. F.Teknik Analisa
Data Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data
dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis
data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,
mentabulasi daya berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikkan data
tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan
masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. 1. Statistik Deskriptif
Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan menyajikan, mendeskripsikan,
serta mengkomunikasikan data mentah menjadi bentuk tabel, grafik atau gambar.
Dari pengolahan data mentah tersebut, maka diperoleh nilai mean, median, modus,
dan simpangan baku atau standar deviasi. Pada umumnya ditampilkan pula
distribusi frekuensi yang kemudian divisualiasasikan dalam bentuk histogram dan
poligon. 2. Statistik Inferensial Merupakan teknik statistik yang digunakan
untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik ini tepat digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan
teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Untuk mennentukan statistik
inferensial yang digunakan (parametris maupun non-parametris) beberapa
literatur merekomendasikan agar data diuji normalitasnya terlebih dahulu untuk
menguji normal atau tidaknya suatu data distribusi. Namun, literatur lain
menyatakan tidak perlu menguji distribusi normal atau normalitas data tetapi
hanya cukup dengan membuat asumsi saja. Berdasarkan literatur, analisa data
yang digunakan dalam eksperimen sesungguhnya dilakukan dengan uji ragam multi
jalur pola kovarians. Hal tersebut menunjukan bahwa statistik yang digunakan
adalah statistik parametris, yang memiliki beberapa asumsi dalam melakukan
teknik analisanya. G. Kelebihan Penelitian Eksperimen Metode eksperimental merupakan
pendekatan yang terbaik untuk menentukan efek kausal dari treatment. Memilki
potensi tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan (variabel asing atau
variabel perancu) Pemilihan secara acak terhadap subjek yang memilki sampel
yang luas Metode ini juga memiliki kekuatan untuk memanipulasi variabel.
Ketelitian kontrol menjadi ciri dalam penelitian eksperimental yang baik
diterapkan dalam bidang pendidikan Ketersediaan waktu yang cukup dalam
memberikan intervensi (treatment) Kelas eksperimen dan kelas pembanding berada
dalam kondisi yang sama H. Masalah-Masalah yang dapat Muncul dalam Penelitian
Eksperimen Sesungguhnya 1. Adanya kekompleksan dalam mengontrol lingkungan
penelitian 2. Faktor luar dapat memberikan intervensi yang mempengaruhi hasil
penelitian 3. Interaksi yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas
pembanding 4. Cenderung dilakukan selama periode waktu yang lebih singkat.
Namun, dapat juga penelitian dilakukan terlalu lama
Source: http://www.eurekapendidikan.com/
Source: http://www.eurekapendidikan.com/
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar