Minggu, 20 Desember 2015

true-experiment-penelitian-sesungguhnya.



A. Hakikat Penenlitian Eksperimen. 
Penelitian eksperimen merupakan bagian dari penelitian kuantitatif . Namun, penelitian eksperimen memiliki ciri tersendiri yang membedakannya dengan penelitian kuantitatif lainnya. Ciri yang paling mendasar dari penelitian eksperimen yakni adanya perlakuan (treatment). Selain itu, ciri lain dari penelitian eksperimen secara umum adalah adanya pengontrolan dan pengamatan. Dalam beberapa literatur menyatakan bahwa, penelitian eksperimen cukup direkomendasikan untuk meneliti di bidang pendidikan. Karena aspek yang diteliti adalah perubahan tingkah laku siswa. Penelitian eksperimen dapat saja dibagi menjadi tiga jenis penelitian, yakni pre-eksperimen (pra-eksperimen), true-eksperimen (eksperimen sesungguhnya), dan quasi eksperimen (penelitian semu). Namun, pada tulisan ini memfokuskan pada bahasan true eksperimen (eksperimen sesungguhnya). Dinamakan penelitian eksperimen sesungguhnya karena kelompok subyek dipilih secara random , adanya kelompok pembanding terhadap kelompok yang diberi perlakuan serta, adanya pengontrolan terhadap kondisi guna meminimalisir pengaruh variabel lain (pengganggu) . Dengan demikian, harapan yang muncul adalah hasil penelitian yang diperoleh merupakan pengaruh dari faktor treatment. Sehingga hubungan antara variabel bebas (yang berupa treatment) dengan variabel terikat dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat. B. Kriteria Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Menurut Arikunto (2003:273) ciri-ciri dari ekperimen sesungguhnya meliputi: Kondisi-kondisi yang ada di sekitar atau yang diperkirakan mempengaruhi subjek yang digunakan untuk eksperimen “seyogianya dibuang (dijauhkan)” sehingga apabila perlakuan selesai dan ternyata ada perbedaan antara hasil pada kelompok ekperimen dan kelompok pembanding, perbedaan hasil ini merupakan akibat adanya perlakuan. Ada kelompok yang tidak diberi perlakuan yang difungsikan sebagai pembanding bagi kelompok yang diberi perlakuan. Pada akhir ekperimen, hasil pada kedua kelompok dibandingkan. Perbedaan hasil merupakan efek dari pemberian perlakuan kepada kelompok eksperimen. Sebelum dilaksanakan eksperimen, diusahakan kondisi kedua kelompok sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan. Apabila penelitian eksperimen dilakukan terhadap orang, diharapkan agar anggota kelompok eksperimen maupun kelompok pembanding tidak terpengaruh akan status mereka sehingga hasil ekperimen tidak terkena Hawthorne effect dan John Herry Effect (efek sampingan yang disebabkan anggota kelompok tergantung [pembanding] menyadari statusnya sehingga ada upaya ekstra dari mereka untuk menyamai hasil kelompok eksperimen dan hasil akhir tidak semurni yang diharapkan). C. Desain Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Penelitian eksperimen sesungguhnya dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni: 1. Randomized Subject, Control-Group Pretest-Posttest Design Desain penelitian ini merupakan desain penelitian yang cukup banyak dilakukan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya. Desain dalam penelitian eksperimen ini, menggunakan kelompok pembanding. Antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding dilakukan secara acak dengan prinsip random assignment. Dalam desain ini dapat dipahami, bahwa peneliti melakukan uji atau pengukuran terlebih dahulu sebelum melakukan perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test). Desain adalah sebagai berikut: Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 O21 X2 O22 Keterangan: O11 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) X1 = kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok pembanding) O21 = pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini memiliki kelemahan yaitu peneliti tidak dapat menyelidiki efek interaksi perlakuan karena tidak memiliki kelompok yang tanpa diberi pretest. Analisis data pada desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas. Bila tidak memenhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney. 2. Solomon Three - Group Design Pada desain penelitian ini peneliti menggunakan tiga kelompok, dimana dua kelompok tersebut merupakan kelompok pembanding. Salah satu kelompok pembanding ada yang diukur sebelum eksperimen dilakukan (pre-test). Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. Peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/kelompok ekperimen. Pada desain ini salah satu kelompok pembanding tidak melakukan pretest tetapi terkena perlakuan X, meskipun menerima perlakuan eksperimen tetap berfungsi sebagai kelompok pembanding. Desain adalah sebagai berikut: Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 Keterangan: O11 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) X1 = Kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang tidak diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan/intervensi X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O21 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) Desain ini mengatasi kelemahan yang melekat dalam desain sebelumnya yaitu dapat dapat mengetahui efek interaki pre-test dengan perlakuan penelitian meskipun tidak secara langsung. Analisis data dengan desain ini dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretes dijadikan konvariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-Whitney. 3. Solomon Four – Group Design Desain ini dapat membuat beberapa perbandingan untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan penelitian X. Pada desain ini memiliki kelompok pembanding yang lebih banyak dan merupakan perluasan dari desain sebelumnya yaitu dengan memasukan satu lagi kelompok pembanding. Dengan empat kelompok menjadikan kekuatan yang lebih besar karena menggabungkan keuntungan beberapa desain lainnya. Desain ini memiliki dua kelompok yang diberi pretest dan dua kelompok tanpa pretest, salah satu kelompok yang diberi pretest dan salah satu kelompok tidak diberi pre-test menerima perlakuan eksperimen, hal ini menjadikan peneliti menggunakan dua kelompok/grup pembanding. Ketiga kelompok diacak dengan prinsip random asigment. peneliti melakukan pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan/intervensi diberikan pada kelompok perlakuan/kelompok eksperimen. Desain adalah sebagai berikut; Pre-test Kelompok Post-test O11 X1 O12 X1 O13 O21 X2 O22 X2 O23 Keterangan : O11 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang tidak diberi perlakuan/intervensi X1 atau tidak diberi perlakuan (sebagai kelompok pembanding) X1 = Kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O12 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O13 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X1 atau yang tidak diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok pembanding) O21 = Pengukuran/observasi sebelum perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/ intervensi (sebagai kelompok perlakuan) X2 = Kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O22 = Pengukuran/observasi setelah perlakuan/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 atau yang diberi perlakuan/intervensi (sebagai kelompok perlakuan) O23 = pengukuran/observasi setelah perlakua/intervensi pada kelompok yang diberi perlakuan X2 yang tanpa pengukuran sebelum eksperimen. Desain ini mengatasi kelemahan desain sebelumnya karena dapat mengetahui efek interaksi pretest dengan perlakuan secara langsung dan kesulitan dalam pelaksanaannya dalam situasi praktis, lebih banyak waktu dan usaha yang diperlukan dua percobaan secara bersamaan serta masalah pada peningkatan jumlah subjek yang sama yang akan diperlukan untuk empat kelompok. Analisis data dapat diuji dengan uji ragam multi jalur pola kovarians, dimana pretest dijadikan kovariabel, termasuk bila desainnya diperluas, dikombinasi dengan uji t untuk melihat efek interaksi pretest dan perlakuan. Bila tidak memenuhi persyaratan parametrik maka diuji menggunakan kombinasi uji peringkat bertanda Wilcoxon dan uji U Mann-whitney. 4. Factorial Design Penelitian faktorial desain adalah modifikasi dari true experiment, yaitu memungkinkan adanya variabel moderator yang mempengaruhi treatment terhadap hasil. Penelitian ini harus terdapat pengukuran sebelum treatment, jika masuk ke dalam true eksperiment. Penelitian ini disebut juga penelitian bifaktor karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas yang dijadikan faktor. Dan kedua faktor tersebut secara teoritik teradapat interaksi. Penelitian ini diketahui terbagi dalam dua jenis, yaitu ekperimen bifaktorial yang merupakan melibatkan dua faktor, sedangkan eksperimen faktorial trifaktor yang melibatkan tiga faktor. D. Bias yang dapat muncul dalam Penelitian Eksperimen Sesungguhnya Beberapa contoh faktor yang dapat muncul dan mempengaruhi penelitian eksperimen sesungguhnya adalah: 1. Historis Historis mungacu pada munculnya suatu kejadian yang bukan dari perlakuan eksperimen, tetapi dapat mempengaruhi performansi pada variabel bebas. Sesuatu yang agak lama, faktor historis mungkin menjadi suatu masalah. Sebagai contoh faktor historis adalah latar belakang atau pengalaman belajar pada jenjang pendidikan sebelumnya. 2. Maturation (Maturasi) Maturasi mengacu pada perubahan fisik atau mental pada diri subyek selama suatu periode waktu. Perubahan ini dapat mempengaruhi performansi subyek pada pengukuran variabel terikat. Khususnya dalam studi yang diselesaikan dalam waktu yang panjang, subyek dapat menjadi (sebagai contoh) lebih terkoordinasi, lebih termotivasi, tidak termotivasi atau bosan. Perubahan-perubahan tersebut dapat mengakibatkan bias pada hasil pengukuran. 3. Regresion (Regresi) Regresi statistik biasanya muncul bila subyek yang dipilih berdasarkan skor ekstrem dan mengacu pada kecenderungan subyek yang memiliki skor yang paling tinggi pada pre-test ke skor yang lebih rendah pada post-test, dan subyek yang memiliki skor paling rendah pada pre-test ke skor yang lebih tinggi pada post-test. Kecenderungannya adalah skor bergerak mundur (regresi) atau bergerak kea rah rata-rata (mean) atau skor yang diharapkan. 4. Pre-Testing Interaksi pre-test muncul bila respons subyek atau mengalami reaksi berbeda pada perlakuan karena mereka mengikuti pre-test. Suatu pre-test mungkin membuat peka atau mengingatkan subyek pada hakikat perlakuan. Oleh karena itu, hal ini diupayakan untuk dikontrol atau dikendalikan pada penelitian eksperimen sesungguhnya karena juga menguji kelompok yang tidak menggunakan pre-test, baik pada kelopmpok eksperimen maupun kelompok pembanding. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut perlu dikontrol atau dikendalikan. Sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat menunjukkan hubungan sebab-akibat tanpa ada pengaruh dari variabel lain. E. Subyek Penelitian Suatu penelitian, termasuk eksperimen, perlu menetapkan target populasi. Untuk penelitian eksperimen dibutuhkan keadaan populasi yang relatif homogen. Homogenitas populasi ini berguna bagi kemudahan dalam pengambilan sampel dan perlakuan yang hendak diberikan. Jika upaya homogenitas ini dicapai secara maksimal, maka sangat membantu peningkatan validitas penelitian. Homogenitas dalam hal dapat dipahami misalnya seperti, seluruh siswa (populasi) berasal dari sekolah yang sama, tingkat satuan pendidikan yang sama, jenjang kelas yang sama, konsentrasi keilmuan (jurusan) yang sama. Teknik Sampling Sebagaimana yang telah dijelaskan, teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling. Teknik random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memungkinkan seluruh anggota populasi terpilih menjadi sampel dalam penelitian. Pada umumnya teknik random sampling yang biasa digunakan adalah Simple Random Sampling (random sederhana), yang merupakan pengambilan sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. F.Teknik Analisa Data Dalam penelitian kuantitatif, analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi daya berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikkan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian eksperimen sesungguhnya, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. 1. Statistik Deskriptif Analisis data secara deskriptif dilakukan dengan menyajikan, mendeskripsikan, serta mengkomunikasikan data mentah menjadi bentuk tabel, grafik atau gambar. Dari pengolahan data mentah tersebut, maka diperoleh nilai mean, median, modus, dan simpangan baku atau standar deviasi. Pada umumnya ditampilkan pula distribusi frekuensi yang kemudian divisualiasasikan dalam bentuk histogram dan poligon. 2. Statistik Inferensial Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini tepat digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dilakukan secara random. Untuk mennentukan statistik inferensial yang digunakan (parametris maupun non-parametris) beberapa literatur merekomendasikan agar data diuji normalitasnya terlebih dahulu untuk menguji normal atau tidaknya suatu data distribusi. Namun, literatur lain menyatakan tidak perlu menguji distribusi normal atau normalitas data tetapi hanya cukup dengan membuat asumsi saja. Berdasarkan literatur, analisa data yang digunakan dalam eksperimen sesungguhnya dilakukan dengan uji ragam multi jalur pola kovarians. Hal tersebut menunjukan bahwa statistik yang digunakan adalah statistik parametris, yang memiliki beberapa asumsi dalam melakukan teknik analisanya. G. Kelebihan Penelitian Eksperimen Metode eksperimental merupakan pendekatan yang terbaik untuk menentukan efek kausal dari treatment. Memilki potensi tingkat kontrol yang tinggi terhadap lingkungan (variabel asing atau variabel perancu) Pemilihan secara acak terhadap subjek yang memilki sampel yang luas Metode ini juga memiliki kekuatan untuk memanipulasi variabel. Ketelitian kontrol menjadi ciri dalam penelitian eksperimental yang baik diterapkan dalam bidang pendidikan Ketersediaan waktu yang cukup dalam memberikan intervensi (treatment) Kelas eksperimen dan kelas pembanding berada dalam kondisi yang sama H. Masalah-Masalah yang dapat Muncul dalam Penelitian Eksperimen Sesungguhnya 1. Adanya kekompleksan dalam mengontrol lingkungan penelitian 2. Faktor luar dapat memberikan intervensi yang mempengaruhi hasil penelitian 3. Interaksi yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas pembanding 4. Cenderung dilakukan selama periode waktu yang lebih singkat. Namun, dapat juga penelitian dilakukan terlalu lama

Source: http://www.eurekapendidikan.com/ 
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar