Minggu, 20 Desember 2015

Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian kuantitatif merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi/data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara-cara ilmiah yang dimaksud adalah cara ilmiah yang didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Secara rasional adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Secara empiris merupakan cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan serta secara sistematis yaitu proses yang dilakukan dalam penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada pada populasi atau sampel tertentu. Adapun teknik pengambilan sampel pada umumnya dilaukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisi yang telah ditetapkan.
Prosedur pelaksanaan kegiatan penelitian secara umum meliputi; memilih masalah penelitian, studi pendahuluan, merumuskan masalah (merumuskan topik/judul), merumuskan tujuan, merumuskan hipotesis dan memilih pendekatan yang akan digunakan (metode penelitian).
Penelitian kuantitatif memiliki unsur-unsur pokok yang harus termuat didalamnya yaitu konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesis, dan defenisis operasional. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan terkait masalah penelitian yaitu pertama, masalah penelitian sebagai dasar mengapa penelitian dilakukan. Kedua, permasalahan dituangkan dalam latar belakang penelitian dan latar belakang dimulai dari hal yang bersifat umum kemudian mengerucut ke permasalahan yang lebih spesifik.
Salah satu langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara yang hendak di uji kebenarannya, dengan catatan bahwa tidak semua penelitian memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif biasanya tidak memerlukan hipotesis. Hipotesis bermanfaat dalam penjelasan masalah penelitian, penjelasan variabel-variabel yang akan diuji, sebagai pedoman untuk memilih metode analisis data dan sebagai dasar untuk membuat kesimpulan penelitian. Dalam merumuskan hipotesis harus berdasarkan pada teori, penelitian terdahulu yang relevan, penelitian pendahuluan dan akal sehat peneliti. Terdapat dua bentuk hipotesis yaitu hipotesis nol; hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel sama dengan nol, dan hipotesis alternatif; hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol.
Adapun desain penelitian penting untuk dirancang karena digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian dan akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Terdapat beberapa pembagian variabel yaitu berdasarkan sifatnya; variabel dikotomis (variabel dengan dua nilai kategori yang saling berlawanan) dan variabel kontinyu (variabel yang mempunyai nilai-nilai dalam satu variabel tertentu). Sedangkan berdasarkan pada hubungan antar variabel yaitu variabel bebas, moderator, tergantung dan intervening.
Ada empat (4) skala desain pengukuran yaitu dengan menggunakan skala Likert, skala Guttman, skalaSemantic Deferensial dan skala rating. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif misalnya ya, tidak, baik, buruk, dan sebagainya. Skala semantik differensialdigunakan untuk mengukur sikap, tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah kanan. Skala rating memuat data kuantitatif yang kemudian ditransformasikan menjadi data Z nilai nol yang mutlak. Skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai nol yang mutlak. Contoh berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.
Populasi dan sampel tidak terlepas dari kegiatan penelitian kuantitatif. Terdapat beberapa alasan mengapa menggunakan sampel yaitu mengurangi kerepotan, adanya bias dalam pengumpulan data, dan penelitian sampel lebih efisien. Terkadang muncul permasalahan dalam sampel seperti berapa jumlah sampel yang akan diambil dan bagaimana teknik pengambilan sampel.

Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil membilang atau mencacah disebut data farik sedangkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut data malar. Analisis data kuantitatif meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar