Metode
penelitian kuantitatif merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
informasi/data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara-cara
ilmiah yang dimaksud adalah cara ilmiah yang didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Secara rasional adalah
kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Secara empiris merupakan cara-cara
yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain
dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan serta secara
sistematis yaitu proses yang dilakukan dalam penelitian menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada pada populasi atau sampel tertentu.
Adapun teknik pengambilan sampel pada umumnya dilaukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesisi
yang telah ditetapkan.
Prosedur
pelaksanaan kegiatan penelitian secara umum meliputi; memilih masalah
penelitian, studi pendahuluan, merumuskan masalah (merumuskan
topik/judul), merumuskan tujuan, merumuskan hipotesis dan memilih
pendekatan yang akan digunakan (metode penelitian).
Penelitian
kuantitatif memiliki unsur-unsur pokok yang harus termuat didalamnya
yaitu konsep, proposisi, teori, variabel, hipotesis, dan defenisis
operasional. Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan terkait masalah
penelitian yaitu pertama, masalah penelitian sebagai dasar mengapa
penelitian dilakukan. Kedua, permasalahan dituangkan dalam latar
belakang penelitian dan latar belakang dimulai dari hal yang bersifat
umum kemudian mengerucut ke permasalahan yang lebih spesifik.
Salah
satu langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian kuantitatif
adalah merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara yang
hendak di uji kebenarannya, dengan catatan bahwa tidak semua penelitian
memerlukan hipotesis, penelitian yang bersifat eksploratif biasanya
tidak memerlukan hipotesis. Hipotesis bermanfaat dalam penjelasan
masalah penelitian, penjelasan variabel-variabel yang akan diuji,
sebagai pedoman untuk memilih metode analisis data dan sebagai dasar
untuk membuat kesimpulan penelitian. Dalam merumuskan hipotesis harus
berdasarkan pada teori, penelitian terdahulu yang relevan, penelitian
pendahuluan dan akal sehat peneliti. Terdapat dua bentuk hipotesis yaitu
hipotesis nol; hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar
variabel sama dengan nol, dan hipotesis alternatif; hipotesis yang
menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak
sama dengan nol.
Adapun
desain penelitian penting untuk dirancang karena digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan proses penelitian dan akan berguna bagi semua
pihak yang terlibat dalam proses penelitian.
Terdapat beberapa pembagian variabel yaitu berdasarkan sifatnya; variabel dikotomis (variabel
dengan dua nilai kategori yang saling berlawanan) dan variabel kontinyu
(variabel yang mempunyai nilai-nilai dalam satu variabel tertentu).
Sedangkan berdasarkan pada hubungan antar variabel yaitu variabel bebas,
moderator, tergantung dan intervening.
Ada empat (4) skala desain pengukuran yaitu dengan menggunakan skala Likert, skala Guttman, skalaSemantic Deferensial dan skala rating. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif misalnya ya, tidak, baik, buruk, dan sebagainya. Skala semantik differensialdigunakan untuk mengukur sikap, tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana
nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang
sangat positif terletak disebelah kanan. Skala rating memuat data
kuantitatif yang kemudian ditransformasikan menjadi data Z nilai nol
yang mutlak. Skala rasio adalah skala pengukuran yang sudah dapat
digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, jarak atau
interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai nol yang
mutlak. Contoh berat badan, tinggi badan, dan sebagainya.
Populasi
dan sampel tidak terlepas dari kegiatan penelitian kuantitatif.
Terdapat beberapa alasan mengapa menggunakan sampel yaitu mengurangi
kerepotan, adanya bias dalam pengumpulan data, dan penelitian sampel
lebih efisien. Terkadang muncul permasalahan dalam sampel seperti berapa
jumlah sampel yang akan diambil dan bagaimana teknik pengambilan
sampel.
Data
kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan. Data kuantitatif yang
diperoleh dari hasil membilang atau mencacah disebut data farik sedangkan data yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut data malar. Analisis data kuantitatif meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar